PEMBAHASAN EPISTEMOLOGI
A.
Pendahuluan
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang
membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik, sifat, dan kebenaran
pengetahuan. Pada tulisan ini akan
dibahas mengenai pengertian epistemology, dan beberapa persoalan yang
dipermasalahkan di dalam epistemology, separti perihal pengetahuan, perihal
kebenaran, dab aliran-aliran teori pengetahuan.
B.
Pengertian
Epistemologi
Epistemology berasal dari bahasa yunani yang terdiri
dari dua kata, yaitu epiteme yang berarti pengetahuan, dan logos yang berarti
pikiran, teori atau ilmu. Jadi, epistemology berarti pikiran atau teori tentang
pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Menurut Mohammad Muslih (2005: 68) tiga
persoalan pokok tersebut sekaligus merupakan objek formal dari epistemology
yakni sebagai perspektif dalam melihat objek materialnya, dalam hal ini adalah
pengetahuan.
C.
Perihal
Pengetahuan
Proses terjadinya pengetahuan merupakan bagian
penting dalam epistemology, sebab hal ini akan mewarnai corak pemikiran
kefilsafatannya. Ada yang berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh melalui
pengalaman, baik pengalaman indera maupun pengalaman batin.
Menurut Jan Hendrik Rapar (2005: 38-39), pengetahuan
dibagi kedalam tiga jenis yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, dan
pengetahuan filsafati. Pertama,
pengetahuan biasa ( ordinary knowledge) yaitu pengetahuan yang di peroleh dari
hasil penyerapan indera terhadap objek tertentu yang disaksikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kedua, pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge). Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian
kebenaran yang dicapai. Ketiga, pengetahuan
filsafati (philosophical knowledge). Pengalaman jenis ini diperoleh melalui
pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman, penafsiran, spektakulasi,
penilaian kritis dan pemikiran-pemikiran yang logis, analitis dan sistematis.
D.
Masalah-Masalah
Dasar Pengetahuan
Wiramihardja (2006) mengemukakan ada tiga masalah
dasar perngetahuan yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut: Aapakah dasar
atau sumber pengetahuan kita? Adakah kemungkinan manusia mencapai pengetahuan
mutlak? Dan adakah kemungkinan manusia mengetahui objek di luar dirinya?
Mengenai masalah dasar atau sumber pengetahuan
dijawab oleh aliran rasionalisme, empirisme, dan kritisisme. Aliran dogmatism
berpendapat bahwa kebenarann mutlak dapat dicapai artinya, kebenaran
pengetahuan yang sempurna dan abadi dapat dicapai melalui ilmu. Sebaliknya,
skeptisisme berpendapat bahwa orang tidak mungkin mencapai pengetahuan yang
benar karena terbatas pada penggunaan akal yang berubah terus menerus dari
generasi ke generasi.
Sedangkan masalah objek pengetahuan, hal ini akan
dijawab oleh aliran idealism dan realisme. Idealisme ialah aliran yang
menyakini bahwa objek pengetahuan itu ada dalam diri, di dalam pikiran manusia.
E.
Perihal
Kebenaran
Secara umum definisi yang standar mengenai kebenaran
diartikan sebagai kesesuaian antara pikiran dan kenyataan. Dalam aliran
pragtisme, John Dewey (Gallaher, 2005: 123) menyebutkan bahwa yang dimaksud ‘kebenaran
adalah apa yang membawa hasil’.
Pada umumnya ada beberapa teori kebenaran, yaitu
kebenaran saling berhubungan, kebenaran
saling berkesesuaian dan kebenaran inherensi (sudarsono: 2001 : 146).
Menurut Plato, kebenaran yang utama adalah yang
diluar dunia ini. Maksudnya ialah suatu kesempurnaan tidak dapat dicapai
didunia ini.
F.
Aliran-Aliran
Teori Pengetahuan
Pengetahuan itu diperoleh manusia melalui berbagai
cara dan menggunakan berbagai alat. Menurut Ahmad Tafsir (2005: 24-25) ada
beberapa aliran yang mengkaji tentang cara memperoleh pengetahuan tersebut,
antara lain aliran empirisme, rasionalisme, positivisme, dan intusionisme.
1. Aliran
Empirisme
Kata empiris ini berasal dari kata
yunani ‘emperikos’ yang berarti pengalaman. Pengalaman yang di maksud adalah
pengalaman inderawi. Sebagai contoh, manusia tahu garam itu asin karena ia
mencicipinya.
Salah satu tokoh aliran empirisme ini
adalah John Lock (1632-1704), mengemukakan bahwa manusia itu pada mulanya
kosong dari pengetahuan, namun karena pengalamanlah ia memperoleh pengetahuan.
2. Aliran
Rasionalisme
Aliran rasionalisme mengajarkan bahwa
melalui akalnya manusia dapat memperoleh pengetahuan. Tokoh yang paling
terkenal dalam aliran ini adalah Rene Descertes yang hidup pada tahun 1596
ampai 1650.
Aliran rasionalisme menegaskan bahwa
untuk sampainya manusia kepada kebenaran adalah semata-mata dengan akalnya.
Namun demikian, aliran rasionalisme juga tidak mengingkari kegunaan indera
dalam memperoleh pengetahuan.
3. Aliran
Positivisme
Aliran positivism ini lahir sebagai
penyeimbang pertentangan yang terjadi antara aliran empirisme dan aliran
rasionalisme.
Tokoh yang tergolog positivism ini
adalah August Comte (1798-1857). Comte berpendapat bahwa indera itu amat
penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu
dan diperkuat dengan eksperimen.
4. Aliran
Intuisionisme
Tokoh dari aliran intuisionisme ini
adalah Henri Bergson (1859-1941). Ia berkeyakinan bahwa akal dan indera
memiliki keterbatasan. Karena menurutnya, objek-objek yang kita tangkap itu
adalah objek yang selalu berubah. Jadi, pengetahuan yang telah dimiliki manusia
tidak pernah tetap.
Dengan menyadari keterbatasan indera dan akal
seperti tersebut diatas, Bergson mengembangkan satu kemampuan tingkat tinggi
yang dimiliki manusia, yaitu intuisi.
Intuisi ini adalah hasil evolusi pemahaman yang tertinggi.